Senin, 05 September 2011

Untuk Pak Ontel


I
Kerikil-kerikil menatap lekat
Pak Ontel
dengan kopiah,
sarung,
kitab-kitab,
teduh tawaddu dan ikhlas
Mengayuh lembut sepeda setia

Dari jauh
Angin kabarkan Ashar segera tiba
Pak Ontel buru-buru

Batuknya berulang
Sampai di madrasah

II
Anak-anak berebut
Memegang dan menghormat
tangan setengah keriput yang turun dari
ontel tua yang renta

Batuknya berulang
Sampai hendak ia jadi Imam

III
Gadis kecil berjubah mengendus
Menatap kesal nasib yang malang
Pak Onterl tersenyum,
“Berdo’alah, aku pun mendo’akanmu ”

Batuknya berulang
Sampai sisa mentari habis tenggelam

IV
Wanita lembut tersenyum
Sampai di tepian mimpi
Yang bertahun
Hingga wanginya merebak :
            Aroma syurga

Lumut merayap habis madrasah,
menggigit lapis-lapis zaman yang lekang
Do’a yang ijabah
Ikhtiar yang kuat
Tawakkal yang hebat

Masih dengan jubah
Sang Wanita menatap
Dengan kristal yang berhormat
pada permata
Riak-riak sambut senyum terpa rasa bahagia,
“Ini untuk Pak Ontel”

Kertas yang teramat berhaga
Dari Diplomat,
gadis kecil yang mengendus kesal

Batuk itu berulang,
Dengan keriput yang basah
teriring puji yang Maha Kuasa

By : Annisa Nur Azizah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar